PENGARUH
ROKOK BAGI KESEHATAN
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau
yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan,
jarang sekali dipatuhi).
Manusia
di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.
Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Telah
banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di
samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.[1][2]
Daftar isi
|
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan
atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses
pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok
berdasarkan bahan pembungkus.
- Klobot:
rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
- Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
- Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
- Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok
berdasarkan bahan baku atau isi.
- Rokok Putih:
rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
- Rokok Kretek:
rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
- Rokok Klembak: rokok yang bahan
baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok
berdasarkan proses pembuatannya.
- Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu
sederhana.
- Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan
mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa
rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan
keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit.
Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa
rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus
rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres
berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan
SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT.
Pada SKM, lingkar pangkal rokok
dan lingkar ujung rokok
sama besar.
Sigaret
Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
- Sigaret Kretek Mesin Full
Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma
rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan
lain-lain.
- Sigaret Kretek Mesin Light Mild
(SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang
rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A
Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan
lain-lain.
- Rokok Filter
(RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
- Rokok Non Filter
(RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
- Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
- Tar, yang terdiri dari lebih dari
4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
- Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
- Benzene,
juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan
tidak berwarna.
- Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
- Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang
juga dikenal sebagai metil alkohol.
- Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan
hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
- Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun
dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
- Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat.
- Hidrogen sianida,
racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga
digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
- Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
- Karbon
monoksida, bahan kimia beracun yang
ditemukan dalam asap buangan mobil.
Bahaya Merokok
Bagi Kesehatan
Bahaya
merokok bagi kesehatan sudah banyak diteliti dan dibuktikan. Efek
merugikan dari rokok ini memang tidak secara langsung dirasakan, pelan tapi
pasti bahaya mengancam tubuh perokok jika kebiasaan buruknya tidak segera
dihentikan.
Menurut penelitian seseorang yang menghisap rokok
setiap hari dapat meningkatkan resiko terkena kanker laring, paru-paru,
kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah, gangguan kehamilan dan
sakit jantung. Menurut riset seseorang yang secara rutin merokok 3 hingga 4
batang sehari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika dibandingkan
orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam
perkembangannya merokok akan mengakibatkan kanker pankreas.
Setiap tahun frekuensi penderita penyakit kronis
akibat rokok semakin meningkat. Meskipun banyak riset dan bukti otentik bahwa
merokok ibarat bom waktu yang bisa merusak kesehatan. Ini dikarenakan rokok
memunculkan rasa kecanduan. Di dalam rokok terkandung sebuah zat yang bernama
nikotin. Zat ini bisa menimbulkan efek santai dan inilah yang membuat kebiasaan
merokok sulit untuk ditinggalkan.
Bahaya Merokok bagi Kesehatan Itu
Bukan Hanya Milik Perokok Aktif
Jika Anda termasuk perokok aktif, nampaknya Anda
harus sedikit perduli dengan orang-orang sekitarnya. Mengapa? Karena saat
merokok, bukan hanya Anda yang beresiko terkena penyakit kronis tetapi
orang-orang disekitarnya memiliki resiko yang jauh lebih besar.
Saat asap rokok terlepas, secara langsung seorang
perokok pasif akan menghirup udara yang bercampur asap. Ini bisa mengakibatkan
sesak nafas, iritasi hingga sakit jantung dan paru-paru.
Asap rokok yang terlepas mengandung nikotin,
karbon monoksida, hidrogen sianida dan amonia. Semua zat-zat tersebut adalah
racun mematikan yang lambat laun bisa menggerogoti kesehatan tubuh perokok
pasif. Bahkan efeknya bisa lebih parah jika dibandingkan dengan perokok aktif.
Merokok memang sangat merugikan kesehatan, bukan
hanya diri sendiri tetapi juga orang lain yang ada disekitarnya. Mengingat
bahaya merokok bagi kesehatan sudah sangat jelas dan nyata, mengapa tidak
belajar untuk berhenti merokok sekarang. Pasti ada alternatif lain untuk
meninggalkan keinginan Anda untuk merokok. Bukankah kesehatan itu mahal
harganya? Sebelum semuanya terlambat, kenapa tidak dimulai dari sekarang?
Cara mencegah perokok
Kalau kita sudah
kecanduan dengan yang namanya rokok, susah untuk berhentinya. Namun kalau kita
memang merasa merokok itu tidak bermanfaat, buat apa lagi merokok itu
diteruskan. Kita harus berusaha untuk mengentikan rokok yang jelas-jelas
merugikan buat kesehatan si perokok sendiri, juga untuk orang disekitar
perokok. Selain itu merokok juga dapat mengganggu keuangan keluarga.
Berikut adalah tips untuk berhenti merokok, semoga dapat membantu :
* Kemauan atau niat kuat untuk berhenti merokok, lalu buat komitmen dengan diri sendiri untuk berhenti merokok.
* Jauhkan dari teman-teman yang sedang merokok maupun tukang rokok, serta jauhkan juga dari area merokok.
* Jauhkan dari hal yang mengingatkan dengan keinginan merokok seperti korek dan rokok.
* Alihkan keinginan merokok dengan makanan kecil atau menghisap permen sebagai ganti merokok, setiap kali datang keinginan untuk merokok.
* Lupakan keinginan merokok dengan perbanyak kegiatan, seperti bekerja, berolah raga, main game, dan sebagainya.
* Jika Anda kesulitan untuk langsung berhenti total, mulailah dengan mengurangi jumlah rokok. Misalnya jika sebelumnya Anda merokok 12 batang dalam sehari, kurangi menjadi 10 batang, 6 batang dan seterusnya sampai anda benar-benar berhenti merokok.
Berikut adalah tips untuk berhenti merokok, semoga dapat membantu :
* Kemauan atau niat kuat untuk berhenti merokok, lalu buat komitmen dengan diri sendiri untuk berhenti merokok.
* Jauhkan dari teman-teman yang sedang merokok maupun tukang rokok, serta jauhkan juga dari area merokok.
* Jauhkan dari hal yang mengingatkan dengan keinginan merokok seperti korek dan rokok.
* Alihkan keinginan merokok dengan makanan kecil atau menghisap permen sebagai ganti merokok, setiap kali datang keinginan untuk merokok.
* Lupakan keinginan merokok dengan perbanyak kegiatan, seperti bekerja, berolah raga, main game, dan sebagainya.
* Jika Anda kesulitan untuk langsung berhenti total, mulailah dengan mengurangi jumlah rokok. Misalnya jika sebelumnya Anda merokok 12 batang dalam sehari, kurangi menjadi 10 batang, 6 batang dan seterusnya sampai anda benar-benar berhenti merokok.
Rokok kretek adalah rokok yang menggunakan
tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan saus cengkeh
dan saat dihisap terdengar bunyi kretek-kretek. Rokok kretek berbeda dengan
rokok yang menggunakan tembakau buatan. Jenis cerutu
merupakan simbol rokok kretek yang luar biasa, semuanya alami tanpa ada
campuran apapun, dan pembuatannya tidak bisa menggunakan mesin. Masih
memanfaatkan tangan pengrajin. Ulasan tentang sejarah rokok kretek di Indonesia
bermula dari kota Kudus.
Daftar isi
|
[sunting] Jenis
Ada Rokok Kretek non-filter dan dengan filter.
Kretek yang non-filter masih terbagi dari yang tingwe (kependekan dari bahasa
Jawa, ngelinting déwé yang berarti melinting sendiri, untuk diartikan
sebagai lintingan tangan) tanpa saus tambahan, cerutu, klobot dan lintingan
mesin dengan tambahan saus cengkeh. Sedangkan kretek dengan filter berisi
semacam gabus yang berfungsi menyaring nikotin dari pembakaran tembakau dan
cengkeh.
[sunting] Sejarah
Cengkeh kering yang
menjadi bahan pembuatan rokok kretek.
Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas
memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup
dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun
waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini
merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh.
Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh
dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.[1]
Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan
kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin
menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan
penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan
"rokok obat" ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan
rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan
bunyi "keretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan
"rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering.
Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10, tanpa selubung kemasan sama
sekali. Rokok kretek pun kian dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan
asal-usulnya hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus
berkembang.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi
dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis
rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal
Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri
rokok kretek di Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di
Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan
Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro
Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan
istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah
seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung
menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun
jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu
direkatkan dengan ludahnya.
[sunting] Awal usaha Kretek
Nitisemito seorang buta huruf, putra Ibu Markanah
di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala
desa Janggalan. Pada usia 17 tahun, ia mengubah namanya menjadi Nitisemito.
Pada usia tersebut, ia merantau ke Malang, Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian.
Usaha ini berkembang sehingga ia mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun
beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang. Nitisemito
pulang kampung dan memulai usahanya membuat minyak kelapa, berdagang kerbau
namun gagal. Ia kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang
tembakau. Saat itulah dia berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot
di Kudus.
Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu
pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang
pada sekitar tahun 1870.
Di warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus, Mbok
nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi
warungnya. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan
kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha
agar warungnya tidak kotor. Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah
satunya dengan menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus
dengan klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok
ini disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu
penggemarnya adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.
Nitisemito lantas menikahi Nasilah dan
mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju
pesat. Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo"
(Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki malah menjadi
bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan Tiga.
Lantaran gambar bulatan dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal
Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap
Bal Tiga H.M. Nitisemito).
Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah
10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6
hektar di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok
besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem). Di
antara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng Kedoe),
H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Khang Hay
(merek Trio), dan M. Sirin (merek Garbis & Manggis).
Sejarah mencatat Nitisemito mampu mengomandani
10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta batang rokok per hari 1938. Kemudian untuk
mengembangkan usahanya, ia menyewa tenaga pembukuan asal Belanda.
Pasaran produknya cukup luas, mencakup kota-kota di Jawa, Sumatera,
Sulawesi,
Kalimantan
bahkan ke Negeri Belanda sendiri. Ia kreatif memasarkan produknya, misalnya
dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu
untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta
Djarum, merek
rokok kretek yang terkenal.
[sunting] Ambruknya rokok kretek Bal
Tiga dan Munculnya Pesaing
Hampir semua pabrik itu kini telah tutup. Bal
tiga ambruk karena perselisihan di antara para ahli warisnya. Munculnya
perusahaan rokok lain seperti Nojorono (1940), Djamboe Bol (1937), Djarum
(1950), dan Sukun,
semakin mempersempit pasar Bal Tiga ditambah dengan pecahnya Perang Dunia
II pada tahun 1942 di Pasifik, masuknya tentara Jepang, juga
ikut memperburuk usaha Nitisemito. Banyak aset perusahaan yang disita. Pada
tahun 1955,
sisa kerajaan kretek Nitisemito akhirnya dibagi rata pada ahli warisnya.
Ambruknya pasaran Bal Tiga disebut sebut juga
karena berdirinya rokok Minak Djinggo pada tahun 1930. Pemilik rokok ini, Kho Djie Siong, adalah
mantan agen Bal Tiga di Pati,
Jawa Tengah.
Sewaktu masih bekerja pada Nitisemito, Kho Djie Siong banyak menarik informasi
rahasia racikan dan strategi dagang Bal Tiga dari M. Karmaen, kawan sekolahnya
di HIS Semarang
yang juga menantu Nitisemito.
Pada tahun 1932, Minak Djinggo, yang
penjualannya melesat cepat memindahkan markasnya ke Kudus. untuk memperluas
pasar, Kho Djie Siong meluncurkan produk baru, Nojorono. Setelah Minak Djinggo,
muncul beberapa perusahaan rokok lain yang mampu bertahan hingga kini seperti
rokok Djamboe Bol milik H.A. Ma'roef, rokok Sukun milik M. Wartono dan Djarum
yang didirikan Oei Wie Gwan.
Perusahaan rokok kretek Djarum berdiri pada 25 Agustus
1950 dengan 10 pekerja.
Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo di Jakarta
ini, mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan Angkatan
Darat. Pada tahun 1955,
Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya makin besar
setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau pada tahun 1967.
Di era keemasan Minak Djinggo dan di ujung masa
suram Bal Tiga, aroma bisnis kretek menjalar hingga ke luar Kudus. Banyak juragan
dan agen rokok bermunculan. Di Magelang, Solo dan Yogyakarta, kebanyakan pabrik kretek membuat jenis rokok
klembak. Rokok ini berupa oplosan tembakau, cengkeh dan kemenyan.
[sunting] Perkembangan industri kretek
di daerah di pulau Jawa
Kretek juga merambah Jawa Barat.
Di daerah ini pasaran rokok kretek dirintis dengan keberadaan rokok kawung,
yakni kretek dengan pembungkus daun aren.
Pertama muncul di Bandung
pada tahun 1905,
lalu menular ke Garut
dan Tasikmalaya.
Rokok jenis ini meredup ketika kretek Kudus menyusup melalui Majalengka
pada 1930-an,
meski sempat muncul pabrik rokok kawung di Ciledug Wetan.
Sedangkan di Jawa Timur,
industri rokok dimulai dari rumah tangga pada tahun 1910 yang dikenal dengan PT. HM
Sampoerna. Tonggak perkembangan kretek dimulai ketika pabrik-pabrik
besar menggunakan mesin pelinting. Tercatat PT. Bentoel di Malang yang
berdiri pada tahun 1931
yang pertama memakai mesin pada tahun 1968, mampu menghasilkan
6000 batang rokok per menit. PT. Gudang Garam, Kediri dan PT
HM Sampoerna tidak mau ketinggalan, begitu juga dengan PT Djarum, Djamboe Bol,
Nojorono dan Sukun di Kudus.
Kini terdapat empat kota penting yang
menggeliatkan industri kretek di Indonesia; Kudus, Kediri, Surabaya
dan Malang.
Industri rokok di kota ini baik kelas kakap maupun kelas gurem
memiliki pangsa pasar masing-masing. Semua terutapa pabrik rokok besar telah
mencatatkan sejarahnya sendiri. Begitu pula dengan Haji Djamari, sang penemu
kretek. Namun riwayat penemu kretek ini masih belum jelas. Dan kisahnya
hidupnya hanya dekrtahui di kalangan pekerja pabrik rokok di Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar